Wahai wanita yang
sedang resah hatinya
Saat ini engkau sedang menunggu belahan jiwa, dan bertambah resah di hati ketika
teman sekelas ketika SD-SMP, SMA ataupun universitas, satu persatu mulai mengundangmu di acara pernikahan mereka, sedang
kamu masih sendiri, bahkan tanpa seorang pun kandidat yang berpeluang untuk
kamu nikahi. Bagi kebanyakan wanita dewasa, pernikahan dianggap sebagai sebuah
pencapaian bahkan pembuktian akan kualitas diri, seperti cantik, menarik,
mapan, dan pintar, sehingga layak untuk dikejar-kejar oleh para pria, hingga
akhirnya memilih salah satu dari pria-pria itu untuk dinikahi. Akibatnya
undangan pernikahan bagi seorang yang masih sendiri seumpama penegasan bahwa si
wanita penerima undangan adalah sosok yang “tidak diinginkan”. Akibatnya wanita
ini akan terus-terusan resah dan mendikte Allah atas ketidakadilan yang dia
terima sambil terus berusaha mencari kekurangannya dibanding di pengantin
wanita. Hidup memang kadang kejam, begitulah si wanita penerima undangan sering
bergumam.
Wahai
wanita penerima undangan
Andai kamu tahu pernikahan
itu bukanlah sebuah tropi pertandingan yang diperebutkan, bahkan bukan pula
garis finish yang harus kamu kejar
dan taklukkan. Pernikahan adalah awal dari kehidupan baru, dengan permasalahan
yang lebih multisektoral yang akan menghimpitmu dari utara ke selatan. Karena
itu, jangan hadirkan iri di hatimu ketika undangan bertinta emas itu datang
menghampirimu, tersenyumlah, berdoalah demi kebaikan temanmu dan pasangan
hidupnya, semoga mereka berbahagia dan mampu bekerjasama dalam fase kehidupan
mereka yang baru. Hingga nanti tiba giliranmu untuk berbahagia.
Dan untuk kamu,
janganlah resah. Banyaklah meminta pada Allah, dan nikmatilah kesendirian yang
ada, anggap kesendirianmu adalah paket liburan yang diberikan Allah untukmu,
demi menenangkan hatimu, melapangkan jiwamu, dan menjernihkan pikiranmu. Kesendirianmu
adalah sebuah kesempatan bagimu untuk mengaktualisasikan diri dan ketika kamu
mencapai fase kemapanan jiwa itu, lihatlah ada pria disana yang dipilihkan
Allah untukmu, lengkap dengan paket sabar dan cinta yang tulus darinya. Maka usahlah
bebankan hatimu untuk mempertanyakan kuasa yang dimiliki Allah azza wajalla.
Karena
maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar