Translate

Senin, 24 Juni 2013

Pernikahan Impian



Wahai wanita yang sedang resah hatinya
Saat ini engkau sedang menunggu belahan jiwa, dan bertambah resah di hati ketika teman sekelas ketika SD-SMP, SMA ataupun universitas, satu persatu mulai mengundangmu di acara pernikahan mereka, sedang kamu masih sendiri, bahkan tanpa seorang pun kandidat yang berpeluang untuk kamu nikahi. Bagi kebanyakan wanita dewasa, pernikahan dianggap sebagai sebuah pencapaian bahkan pembuktian akan kualitas diri, seperti cantik, menarik, mapan, dan pintar, sehingga layak untuk dikejar-kejar oleh para pria, hingga akhirnya memilih salah satu dari pria-pria itu untuk dinikahi. Akibatnya undangan pernikahan bagi seorang yang masih sendiri seumpama penegasan bahwa si wanita penerima undangan adalah sosok yang “tidak diinginkan”. Akibatnya wanita ini akan terus-terusan resah dan mendikte Allah atas ketidakadilan yang dia terima sambil terus berusaha mencari kekurangannya dibanding di pengantin wanita. Hidup memang kadang kejam, begitulah si wanita penerima undangan sering bergumam.

Wahai wanita penerima undangan

      Andai kamu tahu pernikahan itu bukanlah sebuah tropi pertandingan yang diperebutkan, bahkan bukan pula garis finish yang harus kamu kejar dan taklukkan. Pernikahan adalah awal dari kehidupan baru, dengan permasalahan yang lebih multisektoral yang akan menghimpitmu dari utara ke selatan. Karena itu, jangan hadirkan iri di hatimu ketika undangan bertinta emas itu datang menghampirimu, tersenyumlah, berdoalah demi kebaikan temanmu dan pasangan hidupnya, semoga mereka berbahagia dan mampu bekerjasama dalam fase kehidupan mereka yang baru. Hingga nanti tiba giliranmu untuk berbahagia.

         Dan untuk kamu, janganlah resah. Banyaklah meminta pada Allah, dan nikmatilah kesendirian yang ada, anggap kesendirianmu adalah paket liburan yang diberikan Allah untukmu, demi menenangkan hatimu, melapangkan jiwamu, dan menjernihkan pikiranmu. Kesendirianmu adalah sebuah kesempatan bagimu untuk mengaktualisasikan diri dan ketika kamu mencapai fase kemapanan jiwa itu, lihatlah ada pria disana yang dipilihkan Allah untukmu, lengkap dengan paket sabar dan cinta yang tulus darinya. Maka usahlah bebankan hatimu untuk mempertanyakan kuasa yang dimiliki Allah azza wajalla.

Karena maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar