Economic Hit Man ((EHM ) adalah klub kecil yang ekslusif yang dibayar untuk menipu negara-negara di seluruh dunia miliaran dolar AS. Sebagian tugas EHM adalah mendorong para pemimpin dunia agar menjadi bagian dari jaringan luas yang mengutamakan kepentingan komersial AS yang pada akhirnya para pemimpin dunia itu akan terjerat dalam belitan utang yang akan memastikan loyalitas mereka untuk memenuhi kebutuhan politik, ekonomi, dan militer.
MAIN
atau Chas. T Main, Inc adalah sebuah perusahaan konsultan internasional yang
tertutup/ menonjolkan diri dan yang bertanggung jawab atas kajian yang akan
menentukan apakah Bank Dunia seyogyanya menyediakan miliaran dolar kepada Ekuador,
Indonesia, Panama, Arab Saudi, dan Negara lainnya dengan cara membangun jaringan
listrik dan infrastruktur atau dengan kata lain memprediksi yang kritis yang
dapat digunakan untuk menentukan kelayakan dan besaran proyek-proyek.
Economic
Hit Man (EHM) mempunyai dua tujuan utama; pertama, membenarkan pinjaman
internasional yang besar dan akan menyalurkan kembali uang kepada MAIN dan
perusahaan asing lain melalui proyek-proyek raksasa dan kontruksi raksasa.
Kedua, bekerja untuk membangkrutkan Negara-negara yang menerima pinjaman
(setelah Negara-negara itu membayar MAIN dan kontraktor lainnya) sehingga
Negara-negara itu selamanya akan berutang kepada kreditor mereka, dan dengan
demikian mereka akan menjadi sasaran yang mepuk ketika dukungan mereka
diperlukan, seperti pangkalan militer, hak suara atau akses minyak dan sumber
daya alam lainnya.
Proyek-proyek
dimaksudkan untuk menciptakan laba yang besar bagi para kontraktor dan
memberikan kebahagiaan bagi segelintir keluarga kaya dan berpengaruh di negara
penerima bantuan. Makin besar pinjamannya, makin baik. Fakta bahwa utang yang
dibebankan kepada suatu negara akan menghilangkan subsidi kesehatan,
pendidikan, dan layanan sosial lainnya bagi warga negaranya yang paling miskin
selama puluhan tahun ke depan, tidak lah dipertimbangkan karena melalui sudut
pandang statistik ini sudah dianggap sebagai kemajuan ekonomi.
Pada
dasarnya negara di dunia terbagi atas dua bagian, yaitu negara maju atau DC-Developed Countries, sebuah Negara pemakai
sumber daya alam. Selanjutnya adalah negara terbelakang atau LDC-Less Developed Countries, sebuah negara
pemasok sumber daya alam. John menjadi yakin bahwa EHM mendorong system corporatocracy sesuai Manifest Destiny meyakini Tuhan yang
telah memberikan hak pada segelintir orang di puncak tertinggi kapitalis untuk
mengekspor system kekuasaan global AS ke seluruh dunia. AS menggunakan ancaman
komunis untuk membenarkan perluasan ke negara-negara di seluruh dunia termasuk
Vietnam dan Indonesia.
Era
1930-an mewakili suatu titik balik utama dalam ekonomi internasional dalam
dikaji, dianalisis, dan dirasakan. Dekade itu membuka pintu untuk ekonomi
Keynesian dalam memberikan gagasan agar sebuah pemerintahan seyogyanya
memainkan peranan utama untuk mengelola pasar dan menyediakan layanan seperti
kesehatan, kompensasi pengangguran, dan bentuk negara kesejahteraan lainnya
melawan asumsi lama yang menganggap pasar dapat mengatur dirinya sendiri dengan
intervensi Negara yang minimal. Konsepsi republik Amerika Serikat yang lama
menawarkan harapan kepada dunia dengan asumsi dasar berupa moral dan filosofis
alih-alih materialisris. Republik didasari oleh konsep persamaan dan keadilan
untuk semua orang dan dianggap sebagai sebuah inspirasi dan kekuatan dengan
institusi seperti korporasi-korporasi, bank-bank besar, dan birokrasi
pemerintah.
Hingga akhirnya terjadi pergeseran dari konsep republic menjadi konsep kekuasaan global yaitu kekuasaan yang lebih egosentris dan mementingkan diri sendiri, tamak, dan materialistis atau dengan kata lain suatu system yang berdasarkan merkantilisme yaitu mengembangkan tangannya untuk menumpuk sumber daya dan sarana apapun yang dianggap perlu untuk membantu memperoleh lebih banyak kekuasaan dan kekayaan. Amerika Serikat (AS) menunjukkan kekuasaan yang dimilikinya dalam rangka kekuasaan global meskipun ternyata Asia tenggara memberikan pelajaran bagi AS bahwa tentara mempunyai keterbatasan sehingga ekonom memikirkan cara lain yang lebih baik. EHM melaksanakan tugasnya dengan baik (menurut tercapainya kepentingan AS) di Indonesia yang digambarkan sebagai lahan yang berpenduduk muslim paling padat di bumi. Indonesia juga kebetulan adalah negara muslim yang kaya akan minyak dan sarang aktivitas komunis yang harus ditolong dengan berbagai bantuan dan utang dalam membangun infrastruktur dan pembangkit listrik di negaranya.
Panama
selama setengah abad diperintah oleh oligarki keluarga-keluarga kaya yang
berhubungan erat dengan Washington. Pemerintah ini tampaknya tidak merasa bahwa
kepentingan AS diutamakan karena penguasa dihadiahi dan didukung oleh AS.
Hingga Omar Torrijos muncul sebagai kepala Negara pasca kudeta, Torrijos sangat
didukung oleh kelas menengah dan bawah di Panama. Tekad Torrijos yang utama
adalah menjadikan negaranya tempat perlindungan bagi buron dari penyiksaan dan
tempat suaka bagi para pengungsi. Serangan Torrijos bagi AS adalah mengambil kembali
Terusan, hal ini Panama lakukan bukan untuk menentang AS namun sekedar untuk
memenuhi hak-hak orang miskin.
Namun,
berbeda dengan Panama, menaklukkan Arab Saudi tidak dapat dilakukan dengan
menjerat Saudi dengan utang tetapi dengan cara yang memastikan bahwa sebagian
besar dolar minyak dapat dialihkan kembali ke AS atau dengan kata lain, Arab
Saudi EHM seret masuk dalam ketergantungan sehingga bidang ekonomi dapat
terjalin dengan erat. Adat dan budaya Arab Saudi yang tidakakan membiarkan
bangsanya melakukan pekerjaan kasar membuat EHM menemukan jalan untuk menggoda
Arab Saudi memasuki perangkap ketergantungan sepanjang waktu mulai dari
pembangunan infrastruktur, pengelolalaan, hingga perawatan secara kontinu.
Negara
operasi EHM selanjutnya adalah Iran dengan raja diraja, Shah terobsesi dengan
proyek Flowering desert atau
pandangan bahwa dulunya gurun pasir adalah hutan yang sangat hijau sehingga
bukanlah hal yang mustahil bila saat ini proyek penghijauan kembali dilakukan.
Hal ini sangat ditentang oleh banyak kalangan di Iran karena bagi orang Iran,
gurun tidak sekedar gurun karena bagi mereka, merekalah gurun itu sendiri.
Kediktatoran raja diraja dan proyek mahalnya menyulut pemberontakan dari
rakyatnya yang akhirnya berhasil memaksanya turun tahta dan mengasingkan diri
di negara sauka dan perlindungan, yaitu Panama yang dipimpin oleh Torrijos.
Tak
berselang lama, Kolombia dijadikan korban selanjutnya. Kolombia secara historis
dipandang oleh Washington dan Wall Street sebagai factor penting dalam mendukung
keputusan politis dan komersial pan Amerika. Beberapa fator penyebabnya adalah;
pertama, lokasi geografis kolombiayang kritis. Kedua, persepsi dari AS bahwa
pemimpin di seluruh dunia mengharapkan Bogota untuk inspirasi dan panduan.
Keyiga, fakta bahwa kolombia merupakan sumber banyak produk yang dibeli di AS
seperti kopi, pisang, tekstil, jamrud, bunga, minyak, dan kokain serta
menjadikan Kolobia sebagai pasar bagi barang-barang dan jasa AS berupa
keahlian, rekayasa, dan konstruksi.
Ekuador
dengan Jaime Roldos yang sangat nasionalistik mengenai minyak menunjukkan bahwa
dia bukanlah seorang komunis hanya karena membela hak Negaranya untuk
menentukan nasibnya sendiri jadi gerakannya berdasarkan tindakan seorang yang
pragmatis dibandingkan tindakan yang dogmatis. Corporatocracy dibangun di atas tiga buah pilar yaitu korporasi
besar, bank internasional, dan pemerintah yang berkolusi. Maka Roldos dan
Torrijos akan memusnahkan pemerintah yang berkolusi, meskipun akhir hidup
mereka adalah kematian akibat eksekusi yang dilakuakan oleh CIA. Roldos
mengajukan kebijakan hidrokarbon karena minyak adalah sumber daya Ekuadoryang
potensial sehingga eksploitasi sumber daya seyogyanya dilakukan dengan cara
yang akan membawa manfaat bagi penduduk. Roldos percaya dengan kewajiban negara
untuk membantu warganya yang miskin dan tercerabut hak-haknya, kebijakan hidrokarbon sesungguhnya dapat digunakan sebagai wahana untuk mengadakan
reformasi sosial.
Berbeda
dengan Venezuela yang dapat digunakan sebagai contoh klasik sebuah Negara yang
tiba-tiba menjadi kaya raya hasil dari minyak namun tak berselang lama ketika
minyak jatuh, Venezuela tidak mampu membayar utangnya. Kemiskinan yang
meningkat menimbulkan huru-hara karena polarisasi antara kelas bawah dan kelas
menengah yang diadu. Hingga akhirnya muncul Chavez sebagai pemimpin baru.
Chavez mengambil tindakan yang menentang pemerintahan Bush. Para EHM yang telah
gagal (seperti biasanya eksekusi akhir akan dilancarkan oleh serigala-CIA),
namun tragedy 11 September mengubah prioritas pemerintah Bush. Penyerangan
Afganistan dan meninvasi Irak menjadi lebih prioritas dibandingkan membungkan
Chavez.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar