Translate

Sabtu, 22 Juni 2013

Confessions of an Economic Hit Man Oleh John Perkins



           Economic Hit Man ((EHM ) adalah klub kecil yang ekslusif yang dibayar untuk menipu negara-negara di seluruh dunia miliaran dolar AS. Sebagian tugas EHM adalah mendorong para pemimpin dunia agar menjadi bagian dari jaringan luas yang mengutamakan kepentingan komersial AS yang pada akhirnya para pemimpin dunia itu akan terjerat dalam belitan utang yang akan memastikan loyalitas mereka untuk memenuhi kebutuhan politik, ekonomi, dan militer.

            MAIN atau Chas. T Main, Inc adalah sebuah perusahaan konsultan internasional yang tertutup/ menonjolkan diri dan yang bertanggung jawab atas kajian yang akan menentukan apakah Bank Dunia seyogyanya menyediakan miliaran dolar kepada Ekuador, Indonesia, Panama, Arab Saudi, dan Negara lainnya dengan cara membangun jaringan listrik dan infrastruktur atau dengan kata lain memprediksi yang kritis yang dapat digunakan untuk menentukan kelayakan dan besaran proyek-proyek.

            Economic Hit Man (EHM) mempunyai dua tujuan utama; pertama, membenarkan pinjaman internasional yang besar dan akan menyalurkan kembali uang kepada MAIN dan perusahaan asing lain melalui proyek-proyek raksasa dan kontruksi raksasa. Kedua, bekerja untuk membangkrutkan Negara-negara yang menerima pinjaman (setelah Negara-negara itu membayar MAIN dan kontraktor lainnya) sehingga Negara-negara itu selamanya akan berutang kepada kreditor mereka, dan dengan demikian mereka akan menjadi sasaran yang mepuk ketika dukungan mereka diperlukan, seperti pangkalan militer, hak suara atau akses minyak dan sumber daya alam lainnya.

            Proyek-proyek dimaksudkan untuk menciptakan laba yang besar bagi para kontraktor dan memberikan kebahagiaan bagi segelintir keluarga kaya dan berpengaruh di negara penerima bantuan. Makin besar pinjamannya, makin baik. Fakta bahwa utang yang dibebankan kepada suatu negara akan menghilangkan subsidi kesehatan, pendidikan, dan layanan sosial lainnya bagi warga negaranya yang paling miskin selama puluhan tahun ke depan, tidak lah dipertimbangkan karena melalui sudut pandang statistik ini sudah dianggap sebagai kemajuan ekonomi.

            Pada dasarnya negara di dunia terbagi atas dua bagian, yaitu negara maju atau DC-Developed Countries, sebuah Negara pemakai sumber daya alam. Selanjutnya adalah negara terbelakang atau LDC-Less Developed Countries, sebuah negara pemasok sumber daya alam. John menjadi yakin bahwa EHM mendorong system corporatocracy sesuai Manifest Destiny meyakini Tuhan yang telah memberikan hak pada segelintir orang di puncak tertinggi kapitalis untuk mengekspor system kekuasaan global AS ke seluruh dunia. AS menggunakan ancaman komunis untuk membenarkan perluasan ke negara-negara di seluruh dunia termasuk Vietnam dan Indonesia.

            Era 1930-an mewakili suatu titik balik utama dalam ekonomi internasional dalam dikaji, dianalisis, dan dirasakan. Dekade itu membuka pintu untuk ekonomi Keynesian dalam memberikan gagasan agar sebuah pemerintahan seyogyanya memainkan peranan utama untuk mengelola pasar dan menyediakan layanan seperti kesehatan, kompensasi pengangguran, dan bentuk negara kesejahteraan lainnya melawan asumsi lama yang menganggap pasar dapat mengatur dirinya sendiri dengan intervensi Negara yang minimal. Konsepsi republik Amerika Serikat yang lama menawarkan harapan kepada dunia dengan asumsi dasar berupa moral dan filosofis alih-alih materialisris. Republik didasari oleh konsep persamaan dan keadilan untuk semua orang dan dianggap sebagai sebuah inspirasi dan kekuatan dengan institusi seperti korporasi-korporasi, bank-bank besar, dan birokrasi pemerintah.
 
            Hingga akhirnya terjadi pergeseran dari konsep republic menjadi konsep kekuasaan global yaitu kekuasaan yang lebih egosentris dan mementingkan diri sendiri, tamak, dan materialistis atau dengan kata lain suatu system yang berdasarkan merkantilisme yaitu mengembangkan tangannya untuk menumpuk sumber daya dan sarana apapun yang dianggap perlu untuk membantu memperoleh lebih banyak kekuasaan dan kekayaan. Amerika Serikat (AS) menunjukkan kekuasaan yang dimilikinya dalam rangka kekuasaan global meskipun ternyata Asia tenggara memberikan pelajaran bagi AS bahwa tentara mempunyai keterbatasan sehingga ekonom memikirkan cara lain yang lebih baik. EHM melaksanakan tugasnya dengan baik (menurut tercapainya kepentingan AS) di Indonesia yang digambarkan sebagai lahan yang berpenduduk muslim paling padat di bumi. Indonesia juga kebetulan adalah negara muslim yang kaya akan minyak dan sarang aktivitas komunis yang harus ditolong dengan berbagai bantuan dan utang dalam membangun infrastruktur dan pembangkit listrik di negaranya.
 
            Panama selama setengah abad diperintah oleh oligarki keluarga-keluarga kaya yang berhubungan erat dengan Washington. Pemerintah ini tampaknya tidak merasa bahwa kepentingan AS diutamakan karena penguasa dihadiahi dan didukung oleh AS. Hingga Omar Torrijos muncul sebagai kepala Negara pasca kudeta, Torrijos sangat didukung oleh kelas menengah dan bawah di Panama. Tekad Torrijos yang utama adalah menjadikan negaranya tempat perlindungan bagi buron dari penyiksaan dan tempat suaka bagi para pengungsi. Serangan Torrijos bagi AS adalah mengambil kembali Terusan, hal ini Panama lakukan bukan untuk menentang AS namun sekedar untuk memenuhi hak-hak orang  miskin.

            Namun, berbeda dengan Panama, menaklukkan Arab Saudi tidak dapat dilakukan dengan menjerat Saudi dengan utang tetapi dengan cara yang memastikan bahwa sebagian besar dolar minyak dapat dialihkan kembali ke AS atau dengan kata lain, Arab Saudi EHM seret masuk dalam ketergantungan sehingga bidang ekonomi dapat terjalin dengan erat. Adat dan budaya Arab Saudi yang tidakakan membiarkan bangsanya melakukan pekerjaan kasar membuat EHM menemukan jalan untuk menggoda Arab Saudi memasuki perangkap ketergantungan sepanjang waktu mulai dari pembangunan infrastruktur, pengelolalaan, hingga perawatan secara kontinu.

            Negara operasi EHM selanjutnya adalah Iran dengan raja diraja, Shah terobsesi dengan proyek Flowering desert atau pandangan bahwa dulunya gurun pasir adalah hutan yang sangat hijau sehingga bukanlah hal yang mustahil bila saat ini proyek penghijauan kembali dilakukan. Hal ini sangat ditentang oleh banyak kalangan di Iran karena bagi orang Iran, gurun tidak sekedar gurun karena bagi mereka, merekalah gurun itu sendiri. Kediktatoran raja diraja dan proyek mahalnya menyulut pemberontakan dari rakyatnya yang akhirnya berhasil memaksanya turun tahta dan mengasingkan diri di negara sauka dan perlindungan, yaitu Panama yang dipimpin oleh Torrijos.

            Tak berselang lama, Kolombia dijadikan korban selanjutnya. Kolombia secara historis dipandang oleh Washington dan Wall Street sebagai factor penting dalam mendukung keputusan politis dan komersial pan Amerika. Beberapa fator penyebabnya adalah; pertama, lokasi geografis kolombiayang kritis. Kedua, persepsi dari AS bahwa pemimpin di seluruh dunia mengharapkan Bogota untuk inspirasi dan panduan. Keyiga, fakta bahwa kolombia merupakan sumber banyak produk yang dibeli di AS seperti kopi, pisang, tekstil, jamrud, bunga, minyak, dan kokain serta menjadikan Kolobia sebagai pasar bagi barang-barang dan jasa AS berupa keahlian, rekayasa, dan konstruksi.

            Ekuador dengan Jaime Roldos yang sangat nasionalistik mengenai minyak menunjukkan bahwa dia bukanlah seorang komunis hanya karena membela hak Negaranya untuk menentukan nasibnya sendiri jadi gerakannya berdasarkan tindakan seorang yang pragmatis dibandingkan tindakan yang dogmatis. Corporatocracy dibangun di atas tiga buah pilar yaitu korporasi besar, bank internasional, dan pemerintah yang berkolusi. Maka Roldos dan Torrijos akan memusnahkan pemerintah yang berkolusi, meskipun akhir hidup mereka adalah kematian akibat eksekusi yang dilakuakan oleh CIA. Roldos mengajukan kebijakan hidrokarbon karena minyak adalah sumber daya Ekuadoryang potensial sehingga eksploitasi sumber daya seyogyanya dilakukan dengan cara yang akan membawa manfaat bagi penduduk. Roldos percaya dengan kewajiban negara untuk membantu warganya yang miskin dan tercerabut hak-haknya, kebijakan hidrokarbon sesungguhnya dapat digunakan sebagai wahana untuk mengadakan reformasi sosial.

            Berbeda dengan Venezuela yang dapat digunakan sebagai contoh klasik sebuah Negara yang tiba-tiba menjadi kaya raya hasil dari minyak namun tak berselang lama ketika minyak jatuh, Venezuela tidak mampu membayar utangnya. Kemiskinan yang meningkat menimbulkan huru-hara karena polarisasi antara kelas bawah dan kelas menengah yang diadu. Hingga akhirnya muncul Chavez sebagai pemimpin baru. Chavez mengambil tindakan yang menentang pemerintahan Bush. Para EHM yang telah gagal (seperti biasanya eksekusi akhir akan dilancarkan oleh serigala-CIA), namun tragedy 11 September mengubah prioritas pemerintah Bush. Penyerangan Afganistan dan meninvasi Irak menjadi lebih prioritas dibandingkan membungkan Chavez.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar