Translate

Kamis, 30 Januari 2014

Arti Terlambat

Seringkali kita mendengar kata "terlambat" dan umumnya memiliki konotasi negatif. Namun demikian kata terlambat juga memiliki tingkatan karena terdapat terlambat yang masih dapat ditolerir dan diperbaiki dan terlambat yang mampu mnjadi senjata pembunuh, terlambat datang bulan misalnya dan belum bersuami. Maka pikiran orang-orang yang mendengarnya akan berkelana kemana-mana. Tapi bukan hal itu yang akan dibahas di tulisan ini.

Tulisan ini akan mengulas berbagai keterlambatan yang sering melingkupi dan menimbulkan galau yang berkepanjangan.

1. Terlambat Nikah

Ups...tema ini sedang menjadi trending topic dimana-mana dan ketika tema ini diangkat suasana reuni sekolah yang mulanya hangat penuh tawa akan langsung berubah mendung-mencekam. Apalagi kalau bukan semua peserta reuni adalah jomblo atau minimal sedang dalam tahap "penggantungan" karena belum dilamar-lamar sang pacar. Terlambat menikah menjadi momok yang menjadikan suasana menjadi hambar dan galau minimal satu jam setelah temaitu terlontar. 

Masing-masing wanita akan menganalisa kasus masing-masing, kenapa hingga di usia segini masih juga belum menikah (segini = silahkan isi sendiri umur yang sesuai), bukan berarti pria tidak galau ketika terlambat menikah, namun "wedding thing" bagi wanita adalah sesuatu yang sangat membuat senang-sedih-takut dalam satu waktu sekaligus, perempuan akan semakin cemas ketika ada perempuan yang lebih muda bahkan jauh lebih muda darinya sudah menikah, kecemasan selanjutnya ketika undangan untuk menghadiri pernikahan mulai berdatangan bak air bah di musim hujan, dan hal yang paling membuat cemas adalah ternyata banyak pria baik, mapan, dan matang lebih memilih anak ABG usia belasan untuk dijadikan istri ketimbang wanita yang baik, mapan, dan matang. Dunia terkadang menjadi sangat aneh dan tidak adil ketika itu terjadi. Ditambah semakin banyaknya bermunculan pria-pria PHP, lengkap lah sudah "neraka" dunia. Akhirnya eskrim, coklat, dan shopping adalah sahabat terbaik, best friend ever.

Hal yang paling mengganggu sebenarnya adalah pertanyaan dari orang-orang sekitar tentang kapan menikah? kenapa belum menikah?, mereka sebenarnya mungkin bertanya demi basa-basi saja, namun karena suasana hati yang sedang galau akhirnya pertanyaan itu seperti memberi garam di atas luka *perih ma men....*

2. Terlambat Lulus

Bagi yang sedang menempuh pendidikan, pertanyaan "kenapa belum lulus-lulus?" adalah racun yang mampu membunuh si objek pertanyaan secara perlahan. Mungkin dia salah, terlalu banyak bersantai atau pergi liburan sana-sini, tetapi toh dia tetap ingin lulus, SEGERA bahkan, meskipun belum tahu kapan. Adakalanya suasana hati bermain penting di kasus ini, ketika ingat ada banyak uang di dompet hati pun menjadi senang dan langsung teringat belanja atau minimal nongkrong di kafe dengan teman kuliah, dan ketika penampakan dompet kosong melompong hati pun berduka, bawaannya cuma pengen di kamar sambil browsing cerita lucu di internet untuk mengobati pedih hati karena ga punya uang atau bahkan mencoba berdamai dan melupakan sejenak semua beban dengan nonton drama komedi. Tapi toh akhirnya dia kembali lupa untuk menyelesaikan tugas akhirnya, dan masa studinya kembali molor entah kemana.

Intinya tidak ada keinginan dari si mahasiswa untuk tidak menyelesaikan pendidikan, hanya saja waktu dan tempat belum mengizinkannya untuk beranjak, dan kata terlambat lulus tetap disandangnya dengan setia.

3. Terlambat Sadar (Kalau Cinta)
Kasus yang paling banyak terjadi adalah terlambat sadar kalau cinta. Ibarat hendak liburan ke pulau yang indah yang bahkan dari seberang sudah terlihat kerlip indahnya, kapal ada di hadapan, tiket pun sudah di tangan. Tapi tiba-tiba perut mules, entah karena takut naik kapal atau karena belum makan, lalu kamu berbalik arah dan mencari kamar mandi. Kamu pikir cuma sebentar di kamar mandi sekitar 5 menit tapi begitu kamu kembali ke pelabuhan, ternyata kapal sudah berangkat dan pelabuhan kembali sepi karena kamu telah "terlambat". Seberapa pun dekatnya kamu dengan orang yang kamu suka tapi kalau kamu takut dan mengulur-ulur waktu, jangan salahkan dia yang pergi karena tidak tahu kalau kamu sedang menunggunya selama ini. 

Kasus ini sepertinya banyak terjadi pada kaum pria, entah kenapa. Tapi para pria yang baik biasanya terjebak dalam zona "persahabatan" yang dibuatnya dan dia akan terjerat selamanya di sana. Begitu pun sang wanita, meskipun suka namun dia seringkali bingung mengartikan perasaan si pria baik tadi karena pria baik tidak mau dijauhi bila cintanya ditolak sehingga terlalu lama bermain petak umpet perasaan dan akhirnya si wanita bosan menunggu dan pergi mencari yang lebih "pasti". Disaat si wanita ini pergi barulah si pria seperti mendengar suara gong yang keras di kepalanya dan menyadari kalau dia terlambat sadar (bahwa dia cinta).

4. Terlambat Dewasa

Usia terus bertambah tetapi sifat tidak berubah, apakah ini baik? seringkali nenek atau ibu kita menasehati dan mengingatkan berulang-ulang jika kita sudah dewasa dan tidak pantas seperti ini dan seperti itu. Tuntutan untuk segera bertindak dan berpikir seperti orang dewasa lebih banyak terjadi pada anak sulung, mungkin karena anak sulung dituntut untuk mendampingi dan menjaga adik-adiknya. Tapi lihatlah banyak orang dengan umur yang seharusnya sudah dewasa tapi belum dewasa.Tetapi tetap saja bukan alasan menjadi tidak dewasa karena bukan anak sulung. Terlambat dewasa ditandai oleh dandanan "muda" yang dipaksakan, tertawa ala ABG, dan sikap yang menggampangkan semua hal. Terlambat dewasa adalah penyakit laten yang mendera masyarakat dan sepertinya akan sulit untuk dihilangkan.