Translate

Sabtu, 29 Juni 2013

Dia lagi


Dia lagi!
Berulang kali dia datang dan pergi, tapi kini dia datang lagi. Semua orang tahu siapa dia, don juan yang selalu berkelana dan jumawa bahwa dia lah sang penakluk itu, semua wanita akan terpikat padanya. Tapi mungkin orang-orang lupa bahwa aku lebih tahu siapa dia sebenarnya, bahwa aku telah lama mengamatinya, meski dalam diam.
Dia lagi!

Cukup sebulan pengamatanku berakhir pada beberapa fase hubungan dengannya sang don juan: penasaran, (hampir) jatuh hati, lalu membenci. Mungkin ini siklus “rasa” paling tidak normal yang pernah aku alami. Terlalu cepat menilai, merasakan, dan memutuskan bahwa aku salah dan dia adalah pria terakhir yang “tidak” akan aku pilih di dunia ini. aku cukup sadar di detik-detik kejatuhanku bahwa dia tidak cukup layak untuk dikatakan “pria”. Lihatlah pria macam apa yang mencampakkan wanita  dengan satu kibasan tangan, dan pria macam apa yang tega memberi ketidakpastian bertahun-tahun pada wanita yang sama. Semoga Tuhan menghukumnya.

Dia lagi!

Kedatangannya di tiap-tiap malam gersang menjadikanku biasa, mungkin juga bagi mereka (para wanita) korban dia selama ini. keterikatan dengan dia terlalu biasa untuk dikatakan biasa karena sesungguhnya biasa itu tidak terlihat sebiasa tampaknya. Dia datang menawarkan dingin air. Lalu siapa yang akan menolak ketika mereka (para wanita) terjebak di tepian panasnya neraka. Mereka pasti pasrah, menyerah, dan kalah pada dia yang datang dengan tangan penuh cinta itu.

Harapan..
Harapan…
Masih harapan yang dia taburkan…
Mungkin belum cukup untuk dia
Mungkin belum tuntas penasarannya

Ada baiknya dia datang lagi disini! Sudah seharusnya kita berduel dan saling mengalahkan  disini biar sama-sama kalah. Sebenarnya biar dia yang kalah. Dan aku akan bersembunyi, ketakutan setengah mati. Tapi kini dia lagi! Memandangku dari mata mematikannya itu. “Kuatkan dirimu, jangan terjerembab lagi dan membuatmu malu”. Biarkan dia menyangka jika kau kalah, padahal kau sedang mempermainkannya, bahwa kau sebenarnya sedang bermain diatas kelemahannya.

Sang don juan pun harus menyerah akhirnya, tapi tidak sekarang, mungkin ketika jam-jam ini mulai memilih untuk berhenti berdetak, karena aku akan membuatnya berhenti. Itu pasti!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar