Translate

Tampilkan postingan dengan label Politik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Politik. Tampilkan semua postingan

Minggu, 07 Juli 2013

Theory of Planned Behavour

From Lecturing of Economic (LoE) Pascasarjana UGM,
Thusday, 2 July 2013

Theory of planned behaviour is using in marketing communication to influence behaviour, so someone can influence other people. Essence from this theory is rational and consistent with what we believe to be. Our beliefs give rise to attitudes that are consistent with the beliefs. Our attitudes give rise to intended ways of behaving that are consistent with thos attitudes. Our behavioural intentions give rise to overt behaviours that are consistent with our intentions. Likewise, our sense of social pressure and capacity to perfome the behaviour also influence what we intend to do, and how we utimately behave.

There are three kind of beliefs Behavioral beliefs describe what we think will result or happen if we perform a given behaviour (percieved consequences) and wheter we think each consequences is good or bad (evaluation).
--> What are the good thing of doing the behaviour? and what are the the bad thing of doing the bahaviour?

Normative beliefs describe what we thinkother people who are important to us think if we perform a given behaviour (percieve social pressure) and whether this important others themselves perform or do not perform the behaviour (percieved normality).
--> Whose are the people significant to you to approve or dissapprove behaviour?

Control beliefs describe our perseptions of whether we have the ability and opportunity to perform the behaviour (percieved self-efficacy).
--> What are the thing make it easier or difficult to do the behaviour?

Sabtu, 06 Juli 2013

Konversi Suara Menjadi Kursi



SISTEM PROPORSIONAL REPRESENTATIVE
1. List Proporsional Representative (LPR)
            1. Daftar tertutup : Pemilih memilih partai (calon-calon ditentukan partai secara tertutup)
            2. Daftar terbuka : Pemilih memilih calon-calon yang disediakan partai
            Dalam mentransfer suara pemilih ke dalam kursi di parlemen ada dua metode penghitungan yang biasa digunakan:
1. Metode devisor
            Metode ini menggunakan nilai rata-rata tertinggi atau biasa disebut BP (Bilangan Pembagi). Artinya kursi-kursi yang tersedia pertama-tama akan diberikan kepada partai politik yang mempunyai jumlah suara rata-rata tertinggi kemudian rata-rata tersebut akan terus menurun berdasarkan nilai bilangan pembagi. Prosedur ini akan terus berlaku sampai semua kursi terbagi habis. dan satu hal yang harus diingat bahwa rata-rata yang dimaksud berbeda dengan istilah mean dalam statistika, rata-rata disini berarti seperangkat bilangan pembagi. Dalam menggunakan metode devisor ada dua formula yang dapat digunakan, yaitu d’Hondt dan The Sainte Lague. 
·         D’Hondt
Bilangan pembaginya merupakan urutan bilangan utuh 1,2,3,4,5 dst. Namun penggunaan formula d’Hondt akan cenderung menguntungkan partai besar. Misal total di Kota X dilakukan sebuah pemilihan umum, terdapat suara 100 dan alokasi 6 kursi yang tersedia.

Tabel Penghitungan Dengan d’Hondt

Partai
Suara
Kursi
V
v/1
v/2
v/3
A
41.000
41.000 (1)
20.500 (3)
13.667 (6)
3
B
29.000
29.000 (2)
14.500 (5)
9.667
2
C
17.000
17.000 (4)
8.500

1
D
13.000
13.000


0
Total
100.000



6

·         The Sainte Lague
Bilangan pembagi dimulai dengan pecahan 1,4 dan diikuti secara berurut oleh bilangan ganjil, yaitu 1,4|3|5|7|9 dst. Penggunaan formula The Sainte Lague lebih menguntungkan partai kecil.


Tabel Penghitungan Dengan The Sainte Lague

Partai
Suara
Kursi
v
v/1.4
v/3
v/5
A
41.000
29.286 (1)
13.667 (3)
8.200
2
B
29.000
20.714 (2)
9.667 (5)
5.800
2
C
17.000
12.143 (4)
5.667

1
D
13.000
9.286 (6)


1
Total
100.000



6

2. Metode Kuota
            Metode ini biasa disebut Larges Remainder atau suara sisa terbesar. Dalam metode kuota setidaknya terdapat tiga formula yang digunakan, yaitu Kuota Hare, Kuota Droop, dan Kuota Imperiali. Langkah-langkahnya adalah menentukan kuota suara. Setelah itu menentukan besarnya kursi yang diperoleh masing-masing partai berdasarkan jumlah suara yang diperoleh. Sementara sisa suara yang belum terbagi akan diberikan kepada partai politik yang mempunyai jumlah sisa suara terbesar. Untuk lebih jelasnya, formula-formula di metode kuota akan dibahas seperti berikut.
·         Kuota Hare
Kuota Hare (HQ) dihitung berdasarkan jumlah total suara yang sah (v) dibagi dengan jumlah kursi yang disediakan dalam suatu distrik (s). Penggunaan kuota Hare lebih menguntungkan partai-partai kecil.
            
            Misal, terdapat 100.000 suara dan tersedia 8 kursi untuk diperebutkan, maka:

Tabel Penghitungan Dengan Kuota Hare
Pa          Partai
Suara
Kuota Hare
Kuota Kursi
Sisa Kursi
Total Kursi
A
41.000
3.28
3
0
3
B
29.000
2.32
2
0
2
C
17.000
1.36
1
1
2
D
13.000
1.04
1
0
1
Total
100.000
8.00
7
1
8


·         Kuota Droop
Kuota Droop (DQ) dihitung dari jumlah kursi yang disediakan dalam suatu distrik (s) ditambah 1. Penggunaan kuota Droop lebih menguntungkan partai-partai besar.
           

Tabel Penghitungan Dengan Kuota Droop
Pa          Partai
Suara
Kuota Droop
Kuota Kursi
Sisa Kursi
Total Kursi
A
41.000
3.69
3
1
3
B
29.000
2.61
2
0
2
C
17.000
1.53
1
0
2
D
13.000
1.17
1
0
1
Total
100.000
9.00
7
1
8

·         Kuota Imperiali
Kuota Imperiali (IQ) dihitung dari jumlah kursi yang disediakan dalam suatu distrik (s) ditambah 2. Pada dasarnya formula kuota Imperiali sama dengan kuota Droop. Namun metode ini secara khusus digunakan di Itali.



Tabel Penghitungan Dengan Kuota Imperiali
Pa          Partai
Suara
Kuota Droop
Kuota Kursi
Sisa Kursi
Total Kursi
A
41.000
4.10
4
0
4
B
29.000
2.90
2
0
2
C
17.000
1.70
1
0
1
D
13.000
1.30
1
0
1
Total
100.000
10.00
8
0
8