Translate

Minggu, 07 Juli 2013

Pelanggaran Lalu Lintas

Kisah ini mungkin sederhana, hanya kisah seorang kakak-beradik yang mengendarai sepeda motor di Jalanan Yogyakarta dengan santai. Sesekali bercerita dan tertawa. Semua baik-baik saja sampai sebuah mobil di hadapan mereka berhenti dengan sangat-sangat mendadak. dan BAAAAM!! Terjadilah bencana itu. Oke, diralat. Ada dua bencana. Satu, mereka sukses menabrak bemper mobil dengan sangat keras. Efeknya dapat langsung dilihat dengan mata tertutup sekalipun. Bemper mobil di depan mereka penyok dengan "sangat" parah. Sudah terbayang berapa juta uang yang harus dikeluarkan oleh kakak-beradik itu terlebih ketika mereka mengetahui, sekitar 30 meter di belakang mereka seorang polisi berseragam tengah berpatroli dengan sepeda motornya. Pupus sudah hari indah yang mereka rencanakan. Bencana kedua, yang sejenak "terlupakan" adalah efek yang mereka dapat akibat benturan itu, sang kakak terbentuk bagian depan sepeda motor di bagian perut dan sang adik terbentur barang bawaan mereka yang terbuat dari kayu. Rasa terkejut bercampur sakit dan sedikit takut sejenak membuat hari mereka seperti di kahir dunia dan dua detik setelahnya adalah kiamat.

Tapi mungkin Allah masih sangat sayang pada mereka berdua. Sang supir atau mungkin pemilik mobil terlihat tidak menyadari kejadian tersebut (tabrakan) atau mungkin dia tidak kalah terkejutnya dengan mereka sehingga sejenak mengabaikan hal yang barusan terjadi dan tidak mengetahui kerusakan yang dialami. Terlebih ternyata polisi berseragam yang sedang bertugas terlihat sedang sibuk sendiri dan tidak melihat lakalantas yang terjadi tepat di hadapannya.
Masalah sebenarnya sekarang adalah sang kakak harus menanggung rasa sakit sendiri, tanpa seorangpn tahu, karena sang kakak dan adik telah berjanji untuk merahasiakan perihal kecelakaan itu pada siapapun. Bukan karena mereka takut orang disekelilingnya khawatir tetapi lebih karena mereka malu. Mereka terlalu teledor dan mengabaikan kemungkinan kecelakaan di tempat yang tidak padat pengendara kendaraan baik mobil maupun sepeda motor.

Mereka sekarang sedang bertanya-tanya, apakah mereka bersalah? atau mereka hanyalah korban dari ketidak-hati-hatian penggunan kendaraan lain yang memberhentikan kendaraannya tiba-tiba? Mereka masih belum mampu menemukan jawaban atas pertanyaan itu. Mungkin memang sebaiknya mereka merahasiakannya saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar