Kisah
ini mungkin sederhana, hanya kisah seorang kakak-beradik yang mengendarai
sepeda motor di Jalanan Yogyakarta dengan santai. Sesekali bercerita dan
tertawa. Semua baik-baik saja sampai sebuah mobil di hadapan mereka berhenti
dengan sangat-sangat mendadak. dan BAAAAM!! Terjadilah bencana itu. Oke,
diralat. Ada dua bencana. Satu, mereka sukses menabrak bemper mobil dengan
sangat keras. Efeknya dapat langsung dilihat dengan mata tertutup sekalipun.
Bemper mobil di depan mereka penyok dengan "sangat" parah. Sudah
terbayang berapa juta uang yang harus dikeluarkan oleh kakak-beradik itu
terlebih ketika mereka mengetahui, sekitar 30 meter di belakang mereka seorang
polisi berseragam tengah berpatroli dengan sepeda motornya. Pupus sudah hari
indah yang mereka rencanakan. Bencana kedua, yang sejenak
"terlupakan" adalah efek yang mereka dapat akibat benturan itu, sang
kakak terbentuk bagian depan sepeda motor di bagian perut dan sang adik
terbentur barang bawaan mereka yang terbuat dari kayu. Rasa terkejut bercampur
sakit dan sedikit takut sejenak membuat hari mereka seperti di kahir dunia dan
dua detik setelahnya adalah kiamat.
Tapi
mungkin Allah masih sangat sayang pada mereka berdua. Sang supir atau mungkin
pemilik mobil terlihat tidak menyadari kejadian tersebut (tabrakan) atau
mungkin dia tidak kalah terkejutnya dengan mereka sehingga sejenak mengabaikan
hal yang barusan terjadi dan tidak mengetahui kerusakan yang dialami. Terlebih
ternyata polisi berseragam yang sedang bertugas terlihat sedang sibuk sendiri dan
tidak melihat lakalantas yang terjadi tepat di hadapannya.
Masalah
sebenarnya sekarang adalah sang kakak harus menanggung rasa sakit sendiri,
tanpa seorangpn tahu, karena sang kakak dan adik telah berjanji untuk
merahasiakan perihal kecelakaan itu pada siapapun. Bukan karena mereka takut
orang disekelilingnya khawatir tetapi lebih karena mereka malu. Mereka terlalu
teledor dan mengabaikan kemungkinan kecelakaan di tempat yang tidak padat
pengendara kendaraan baik mobil maupun sepeda motor.
Mereka
sekarang sedang bertanya-tanya, apakah mereka bersalah? atau mereka hanyalah
korban dari ketidak-hati-hatian penggunan kendaraan lain yang memberhentikan
kendaraannya tiba-tiba? Mereka masih belum mampu menemukan jawaban atas
pertanyaan itu. Mungkin memang sebaiknya mereka merahasiakannya saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar