Tiba-tiba KANGEN Aceh. Kata kangen menggunakan huruf kapital karena rasa rindunya sudah sangat besar-hampir membludak. Lalu tanpa sengaja mata ini mencuri lihat puisi bang Fikar Weda, puisi yang berhasil mempertemukan jiwaku dengan puisi dan menjadikanku jatuh cinta lagi dan lagi dengan puisi. Puisi tentang "kedamaian" tentang negeriku tercinta Aceh. Disana ada perang, seringkali luka dan airmata. Tapi disana bahkan ada damai dan cinta yang luput dari mata-mata manusia, karena itu salam tentang damai ini perlu ada, perlu digemakan agar semua manusia tahu.
SALAM DAMAI
Karya : Fikar Weda
Salam pada langit yang
kita junjung
Menampung segala suara
Puja–puji,caci-maki dan
doa-doa
Salam pada bumi yang kita
jejak
Permadani perak tanah
manusia
Sambutlah salam kami
Salam sepuluh jari di
atas kepala
Mari rebahkan tubuh di
atas halaman bunga
Rentangkan sayap pada
cahaya
Hati bersih tanpa cela
Tempat muasal khianat dan
dendam bara
Geraikan rambut di hulu
sungai
Sebarkan wahai wangi
harumnya
Kembalikan rencong pada
sarung
Anak panah pada busur
Dan keris pada keramatnya
Sebab telah begitu lama
kita dalam duka cita
Oleh amuk serakah kaum
pendurhaka
Takluk di hadapan
pembidik jitu
Dalam kokang senjata tak
berjiwa
Telah begitu lama kita
tergusur
Terkubur di bukit-bukit
tua
Kematian saling berhimpit
Jerit yatim memasuki
cakrawala
Pintu-pintu berlumpur
tanpa suara
Maka sudah waktunya
Semua kembali
Sambutlah salam kami
Salam damai dengan
bismillah
Damai langit menjadi
paying
Damai bumi menjadi jejak
Permadani perak,Nusantara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar