Translate

Sabtu, 05 Oktober 2013

Motivator Mangga

Banyak motivator mengatakan jangan jatuh ketika menerima banyak cemoohan atau hinaan justru kita harus bangkit dan buktikan bahwa yang mereka katakan salah. Ibaratnya semakin dilukai harus semakin kuat, dibunuh harus semakin tangguh. Sejujurnya dulu saya pribadi sangat mudah menyerah dan menganggap motivator yang meskipun sangat luar biasa memotivasi namun jauh dari realitas atau bahasa kerennya jauh panggang dari api.

Tapi sekarang saya belajar banyak dari pohon mangga di halaman depan rumah. Sudah berulangkali kami sekeluarga merencanakan untuk membunuhnya-dalam artian ditebang saja- karena tidak sesuai dengan iklan yang disampaikan penjualnya. Kata si penjual pohon mangga yang kami beli ini adalah tipe unggulan yang akan berbuah lebat meskipun pohonnya masih sangat kecil. Tapi ternyata....Boro-boro berbuah lebat ketika masih kecil, setelah ditunggu bertahun-tahun tuh mangga tidak juga berbuah bahkan hanya menghasilkan sampah tiap harinya. Maka dimulai lah aksi barbar kami sekeluarga mulai dari mengata-ngatai pohon tersebut sampai mengancam akan menebang dan melukainya sesekali yaitu dengan membacok batangnya. Maaf nih ya...bukan bermaksud kejam cuma berbagai cara supaya dia mau berbuah sudah dilakukan, bahkan pemupukan ini itu juga sudah, lah kok dianya malah manja tetap tidak menghasilkan apa-apa selain sampah.

Sampai hari itu tiba juga, tiba-tiba si mangga berbunga sangat lebat, dan buahnya Subhanallah....seakan dalam mimpi pun kami tidak bisa membayangkan. Terbukti sudah, kekuatan usaha si mangga yang membuktikan diri bahwa dia tidak terjatuh dengan segala hinaan dan sekaligus menghapus keraguan sang pemilik, bahwa dia mangga yang tahu berterima kasih.

Hingga kini, tepat setahun penuh si mangga telah berbuah dengan lebatnya hingga lebih dari tiga kali, sebuah angka yang pantastis mengingat dia telah lama malu-malu dan memilih untuk tidak berbuah. Buahnya yang lebat terkadang pun menimbulkan kegelisahan yang lain, batangnya masih sangat ringkih dan kecil tapi dia terus membuktikan kalau dia mampu. Sebuah pelajaran sederhana dari mangga di halaman rumah, semakin saya memandangnya maka semakin saya kagum akan perjuangannya. Banyak cara untuk bermuhasabah, mungkin salah satunya dengan lebih peduli terhadap benda-benda yang berada di sekitar kita. Mereka juga makhluk Allah yang memiliki jiwa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar