Seringkali
kita mendengar kata "terlambat" dan umumnya memiliki konotasi
negatif. Namun demikian kata terlambat juga memiliki tingkatan karena terdapat
terlambat yang masih dapat ditolerir dan diperbaiki dan terlambat yang mampu
mnjadi senjata pembunuh, terlambat datang bulan misalnya dan belum bersuami.
Maka pikiran orang-orang yang mendengarnya akan berkelana kemana-mana. Tapi
bukan hal itu yang akan dibahas di tulisan ini.
Tulisan ini akan mengulas berbagai keterlambatan yang sering melingkupi dan menimbulkan galau yang berkepanjangan.
Tulisan ini akan mengulas berbagai keterlambatan yang sering melingkupi dan menimbulkan galau yang berkepanjangan.
1. Terlambat
Nikah
Ups...tema
ini sedang menjadi trending topic dimana-mana dan ketika tema ini diangkat
suasana reuni sekolah yang mulanya hangat penuh tawa akan langsung berubah
mendung-mencekam. Apalagi kalau bukan semua peserta reuni adalah jomblo atau
minimal sedang dalam tahap "penggantungan" karena belum dilamar-lamar
sang pacar. Terlambat menikah menjadi momok yang menjadikan suasana menjadi
hambar dan galau minimal satu jam setelah temaitu terlontar.
Masing-masing
wanita akan menganalisa kasus masing-masing, kenapa hingga di usia segini masih
juga belum menikah (segini = silahkan isi sendiri umur yang sesuai), bukan
berarti pria tidak galau ketika terlambat menikah, namun "wedding
thing" bagi wanita adalah sesuatu yang sangat membuat senang-sedih-takut
dalam satu waktu sekaligus, perempuan akan semakin cemas ketika ada perempuan
yang lebih muda bahkan jauh lebih muda darinya sudah menikah, kecemasan
selanjutnya ketika undangan untuk menghadiri pernikahan mulai berdatangan bak
air bah di musim hujan, dan hal yang paling membuat cemas adalah ternyata
banyak pria baik, mapan, dan matang lebih memilih anak ABG usia belasan untuk
dijadikan istri ketimbang wanita yang baik, mapan, dan matang. Dunia terkadang
menjadi sangat aneh dan tidak adil ketika itu terjadi. Ditambah semakin
banyaknya bermunculan pria-pria PHP, lengkap lah sudah "neraka"
dunia. Akhirnya eskrim, coklat, dan shopping adalah sahabat terbaik, best
friend ever.
Hal yang
paling mengganggu sebenarnya adalah pertanyaan dari orang-orang sekitar tentang
kapan menikah? kenapa belum menikah?, mereka sebenarnya mungkin bertanya demi
basa-basi saja, namun karena suasana hati yang sedang galau akhirnya pertanyaan
itu seperti memberi garam di atas luka *perih ma men....*
2. Terlambat
Lulus
Bagi yang
sedang menempuh pendidikan, pertanyaan "kenapa belum lulus-lulus?"
adalah racun yang mampu membunuh si objek pertanyaan secara perlahan. Mungkin
dia salah, terlalu banyak bersantai atau pergi liburan sana-sini, tetapi toh
dia tetap ingin lulus, SEGERA bahkan, meskipun belum tahu kapan. Adakalanya
suasana hati bermain penting di kasus ini, ketika ingat ada banyak uang di
dompet hati pun menjadi senang dan langsung teringat belanja atau minimal
nongkrong di kafe dengan teman kuliah, dan ketika penampakan dompet kosong
melompong hati pun berduka, bawaannya cuma pengen di kamar sambil browsing cerita
lucu di internet untuk mengobati pedih hati karena ga punya uang atau bahkan
mencoba berdamai dan melupakan sejenak semua beban dengan nonton drama komedi.
Tapi toh akhirnya dia kembali lupa untuk menyelesaikan tugas akhirnya, dan masa
studinya kembali molor entah kemana.
Intinya tidak ada keinginan dari si mahasiswa untuk tidak menyelesaikan pendidikan, hanya saja waktu dan tempat belum mengizinkannya untuk beranjak, dan kata terlambat lulus tetap disandangnya dengan setia.
Intinya tidak ada keinginan dari si mahasiswa untuk tidak menyelesaikan pendidikan, hanya saja waktu dan tempat belum mengizinkannya untuk beranjak, dan kata terlambat lulus tetap disandangnya dengan setia.
3. Terlambat
Sadar (Kalau Cinta)
Kasus yang
paling banyak terjadi adalah terlambat sadar kalau cinta. Ibarat hendak liburan
ke pulau yang indah yang bahkan dari seberang sudah terlihat kerlip indahnya,
kapal ada di hadapan, tiket pun sudah di tangan. Tapi tiba-tiba perut mules, entah
karena takut naik kapal atau karena belum makan, lalu kamu berbalik arah dan
mencari kamar mandi. Kamu pikir cuma sebentar di kamar mandi sekitar 5 menit
tapi begitu kamu kembali ke pelabuhan, ternyata kapal sudah berangkat dan
pelabuhan kembali sepi karena kamu telah "terlambat". Seberapa pun
dekatnya kamu dengan orang yang kamu suka tapi kalau kamu takut dan
mengulur-ulur waktu, jangan salahkan dia yang pergi karena tidak tahu kalau
kamu sedang menunggunya selama ini.
Kasus ini
sepertinya banyak terjadi pada kaum pria, entah kenapa. Tapi para pria yang
baik biasanya terjebak dalam zona "persahabatan" yang dibuatnya dan
dia akan terjerat selamanya di sana. Begitu pun sang wanita, meskipun suka
namun dia seringkali bingung mengartikan perasaan si pria baik tadi karena pria
baik tidak mau dijauhi bila cintanya ditolak sehingga terlalu lama bermain
petak umpet perasaan dan akhirnya si wanita bosan menunggu dan pergi mencari
yang lebih "pasti". Disaat si wanita ini pergi barulah si pria seperti
mendengar suara gong yang keras di kepalanya dan menyadari kalau dia terlambat
sadar (bahwa dia cinta).
4. Terlambat
Dewasa
Usia terus bertambah tetapi sifat tidak
berubah, apakah ini baik? seringkali nenek atau ibu kita menasehati dan
mengingatkan berulang-ulang jika kita sudah dewasa dan tidak pantas seperti ini
dan seperti itu. Tuntutan untuk segera bertindak dan berpikir seperti orang
dewasa lebih banyak terjadi pada anak sulung, mungkin karena anak sulung
dituntut untuk mendampingi dan menjaga adik-adiknya. Tapi lihatlah banyak orang
dengan umur yang seharusnya sudah dewasa tapi belum dewasa.Tetapi tetap saja
bukan alasan menjadi tidak dewasa karena bukan anak sulung. Terlambat dewasa
ditandai oleh dandanan "muda" yang dipaksakan, tertawa ala ABG, dan
sikap yang menggampangkan semua hal. Terlambat dewasa adalah penyakit laten
yang mendera masyarakat dan sepertinya akan sulit untuk dihilangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar