Translate

Sabtu, 06 Juli 2013

Salam Damai

Tiba-tiba KANGEN Aceh. Kata kangen menggunakan huruf kapital karena rasa rindunya sudah sangat besar-hampir membludak. Lalu tanpa sengaja mata ini mencuri lihat puisi bang Fikar Weda, puisi yang berhasil mempertemukan jiwaku dengan puisi dan menjadikanku jatuh cinta lagi dan lagi dengan puisi. Puisi tentang "kedamaian" tentang negeriku tercinta Aceh. Disana ada perang, seringkali luka dan airmata. Tapi disana bahkan ada damai dan cinta yang luput dari mata-mata manusia, karena itu salam tentang damai ini perlu ada, perlu digemakan agar semua manusia tahu. 


SALAM DAMAI
Karya : Fikar Weda

Salam pada langit yang kita junjung
Menampung segala suara
Puja–puji,caci-maki dan doa-doa

Salam pada bumi yang kita jejak
Permadani perak tanah manusia

Sambutlah salam kami
Salam sepuluh jari di atas kepala
Mari rebahkan tubuh di atas halaman bunga
Rentangkan sayap pada cahaya
Hati bersih tanpa cela
Tempat muasal khianat dan dendam bara
Geraikan rambut di hulu sungai
Sebarkan wahai wangi harumnya
Kembalikan rencong pada sarung
Anak panah pada busur
Dan keris pada keramatnya

Sebab telah begitu lama kita dalam duka cita
Oleh amuk serakah kaum pendurhaka
Takluk di hadapan pembidik jitu
Dalam kokang senjata tak berjiwa

Telah begitu lama kita tergusur
Terkubur di bukit-bukit tua
Kematian saling berhimpit
Jerit yatim memasuki cakrawala

Pintu-pintu berlumpur tanpa suara
Maka sudah waktunya
Semua kembali
Sambutlah salam kami
Salam damai dengan bismillah
Damai langit menjadi paying
Damai bumi menjadi jejak
Permadani perak,Nusantara





Tidak ada komentar:

Posting Komentar